Shalat Sebagai Penolong di Kala Susah

Label: , ,

Allah Ta’ala berfirman,

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.” (QS. Al-Baqarah: 45).

“Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk menjadikan kesabaran dan ibadah shalat sebagai penolong.

Bagaimana menjadikan shalat sebagai penolong?

Ada beberapa riwayat yang menjelaskan hal ini, antara lain hadits riwayat Imam Ahmad, Hudzaifah bin Al-Yaman berkata, “Biasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mendapat suatu masalah beliau langsung shalat (Shalat sunnah).”

Riwayat senada dari Abu Daud juga dari Hudzaifah. Selain itu Ali juga menceritakan bahwa ketika akan dilaksanakan perang Badar semua orang tidur kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau shalat hingga pagi.

Sa’id bin Manshur, Ibnu Al-Mundzir, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas ra pernah dalam satu perjalanan, lalu disampaikan padanya bahwa salah seorang anaknya meninggal dunia. Ia kemudian berhenti sebentar dan shalat dua rakaat, lalu mengucapkan istirja’. Selanjutnya, ia mengucapkan, “Kami telah melakukan apa yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya: “Dan minta pertolonganlah dengan sabar dan shalat…..”

Al-Hakim dalam Al-Mustadrak juz 2, hal. 296, nomor hadits 3066 (cetakan Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah 1990) dan Al-Baihaqi dalam kitabnya Dala`il An-Nubuwwah dengan sanadnya sampai kepada Ibrahim putra Abdurrahman bin ‘Auf, ia menceritakan, “Abdurrahman bin ‘Auf pernah sakit sampai pingsan, sampai-sampai orang-orang di sekitarnya menyangka bahwa ia telah meninggal, mereka berdiri dan menutupnya dengan kain. Ketika itulah istrinya Ummu Kultsum binti ‘Uqbah menuju masjid dan meminta pertolongan dengan sabar dan shalat sebagaimana diperintahkan Allah. Tak berapa lama kemudian Abdurrahman sadar dari pingsannya dan seolah tak terjadi apa-apa.” (Saya sudah memeriksa sanadnya dan kesimpulannya shahih. wallahu a'lam.)

Apa yang dilakukan oleh istri Abdurrahman bin ‘Auf di atas bisa menjadi contoh pelaksanaan praktis ayat 45 dan 153 surah Al-Baqarah ini. Bila anda mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan, misalnya, orang yang sangat anda cintai sakit parah dan mengkhawatirkan, atau anda terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan, maka ingatlah firman Allah di atas.

Tenangkan hati, serahkan diri kepada Allah. Ada baiknya menengadahkan wajah ke langit seolah minta bantuan kepada Allah yang berada di atas, yakinkan diri bahwa Allah maha melihat dan maha mengetahui apa yang sedang kita pikirkan dan rasakan. Setelah itu, laksanakan shalat dua rakaat sebagaimana yang dilakukan Ibnu Abbas dengan niat shalat sunnah muthlaq demi melaksanakan perintah Allah untuk bertawassul dengan sabar dan shalat. Pada akhirnya bertawakkallah, dan yakinlah bahwa apapun yang ditakdirkan Allah nantinya, berarti itulah yang terbaik buat diri kita. Wallahu a’lam.

0 komentar :

Posting Komentar